CARA
BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH
Dalam
kehidupan alami jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh di bawah pohon
berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Pleurotus jamur tidak memerlukan
banyak sinar matahari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miselium disimpan
dalam ruang yang lebih redup, akan lebih banyak jumlah di bandingkan di tempat
terang sinar matahari penuh. Miselium adalah jaringan yang mencakup koleksi
hifa jamur. Miselium dapat tumbuh di dinding sel kayu dengan menembus dinding
sel kayu.
TEMPERATURE
SUHU
Serat miselium jamur tiram putih tumbuh dengan baik
pada kisaran suhu antara 23-28 ° C, yang berarti bahwa kisaran suhu normal
untuk pertumbuhan. Waluapun demikian, dengan suhu di bawah 23 ° C, miselium
jamur tiram putih masih bisa tumbuh meskipun lambat. Sedangkan memerlukan lebih
banyak waktu untuk pertumbuhan tubuhnya yang membentuk seperti kerang,
memerlukan kisaran suhu antara 13-15 ° C selama 2 samapai 3 hari.
Ketika nilai suhu rendah tidak diperoleh, maka ada dua
kemungkinan terjadi, yaitu pertumbuhan jamur tumbuh buah tidak akan membentuk,
yang berarti perawatan tidak berhasil, atau bahkan jika terbentuk, waktu yang
dibutuhkan akan lama. tetapi bagaimanapun tahap kedua jamur tiram putih masih
dapat tumbuh pada kisaran suhu 12-37,8 ° C.
KELEMBAPAN
Kandungan air sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan miselium jamur. Terlalu sedikit air akan menghasilkan pertumbuhan
dan perkembangan akan terganggu, bahkan berhenti sama sekali.
Namun, jika terlalu banyak air, miselium akan membusuk
dan mati. Kurangi kadar air di pabrik akan diperoleh baik saat menyiram. Jamur
tumbuh dengan baik di kondisi lembab, tetapi tidak ingin genangan air. Oyster
miselium jamur tumbuh optimal pada kurangi yang memiliki kadar air sekitar 60%.
Adapun merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, membutuhkan kelembaban
sekitar 70-85%.
CAHAYA
Miselium jamur tiram putih tumbuh secara optimal
dalam gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh dalam gelap.
Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Jamur batang akan
tumbuh lebih kecil dan kap tumbuh tidak normal jika pertumbuhan saat primordial
tidak mendapatkan air.
Namun, sinar matahari melalui langsung dapat merusak
dan menyebabkan layu, serta ukuran yang relatif kecil dari tenda. Pertumbuhan
jamur hanya akan memerlukan cahaya untuk menyebar. Oleh karena itu, diperlukan
pohon peneduh di dekat gedung tempat jamur pemeliharaan.
UDARA
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif
aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya.
Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan
oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan tubuh
buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang
kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur
yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati.
Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh
karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara
baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon
dioksida yang agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada
tempat yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah
yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan
tangkainya.
DERAJAT
KEASAMAN (PH)
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH
media yang sedikit asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk
produksi metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic.
Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium
jamur tiram terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan
kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat
menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif. Bahkan,
menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada pH lingkungdn
yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).
CARA
BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Dalam budidaya modern, media tumbuh yang digunakan
berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini
berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan),
kapur, pupuk P, dan air.
KEBUTUHAN
NUTRISI JAMUR TIRAM
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila
lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan
nitrogen, fosfor, dan nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan
protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih
banyak dibutuhkan disbanding dengan nitrogen. Nitrogen dibutuhkan untuk
pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk
pembentukan dinding sel jamur.
KEHADIRAN
MIKROORGANISME LAIN
Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi
jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam
mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan
optimal. Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa
yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya. Sterilisasi media
merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari kehadiran jasad
asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.
MENYIAPKAN
BAGLOG
Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit
jamur tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram
termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah
satu ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh
menyembul keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani
jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani
dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani
bisa fokus menjalankan usaha budidaya.
Terdapat
dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara vertikal dimana
lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang baglog menghadap
ke samping. Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun
secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air
tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih
mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.
STERILISASI
BAGLOG
Sterilisasi
baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam autoclave atau
pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Untuk mengganti
penggunaan autoclave atau streamer, dapat menggunakan drum dengan kapasitas
besar atau mampu menampung sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak
atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi baglog menggunakan drum
memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih menghemat
biaya.
Setelah
proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan
alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit demi sedikit. Setelah
proses pendinginan, baru kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.
PEMBIBITAN
Bibit
yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh dari
petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk membuat bibit
sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini sangat rentan
terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar
flow atau transfer box.
PROSES
PENANAMAN JAMUR TIRAM
Serbuk
gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena
dapat merusak plastic substrat.
Bahan
yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastic.
Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun bahan yang
dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut :
·
Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg.
·
Tepung jagung 0,6 kg.
·
Dedak halus 21 kg.
·
TSP 1 kg.
·
Kapur 3 buah.
·
Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan
pHmedia diukur.
Campuran
bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal
0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus
adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah ditusuk
jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan
dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak
terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.
Tiap
log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.
·
Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar,
lalu diikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.
·
Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup
lagi dengan kertas, lalu diikat lagi dengan karet.
·
Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.
·
Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum
mendidih.
·
Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum.
Lalu, biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk
selanjutnya, dilakukan penanaman bibit.
Setelah media dingin, baru
dilakukan penanaman bibit, caranya:
·
Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup.
·
Semprot isi ruangan dengan alcohol 95%.
·
Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan
alcohol 95%.
·
Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan
diinokulasi disimpan di depan dekat tangan kiri.
·
Bibit yang akan ditanamkan disimpan di depan dekat
tangan kanan.
·
Antara media yang akan ditanami dan bibit, disimpan
lampu spirtus.
·
Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.
·
Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.
·
Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan
api dari lampu spirtus.
·
Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup
kembali dengan kapas.
·
Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus
teliti.
·
Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.
·
Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.
·
Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh
log media ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log
tersebut dibuka.
·
Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot
menggunakan sprayer.
·
Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.
PERAWATAN
BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Jika
kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam jamur tiram tidak tidak
diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log yang sudah
ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan miselium dan
tubuh buah.
Bangunan
untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur tiram skala
besar atau di dalam bangunan semi permanen.
Tempat
pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m² yang di dalamnya terdapat 8
buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m². jarak antara petak 40-60 cm.
di dalam setiap petakan dibuat rak-rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan
1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu.
Log
disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur
sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari log tidak tumpang tindih
dengan tubuh buah yang lain.
PENGENDALIAN
HAMA PENYAKIT PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Selain
pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu dilakukan perawatan
untuk mencegah atau mengendalikan hama dan penyakit yang mungkin bisa menyerang
jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram tentu dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara tempat
budidaya yang satu dan yang lain, serangan hama penyakit kemungkinan dapat
berbeda-beda.
HAMA
PENYAKIT JAMUR TIRAM
Ulat
Ulat
merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga
faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu faktor kelembaban, kotoran dari sisa
pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen, serta
lingkungan yang tida bersih.
Hama
ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan. Oleh sebab itu, hama ulat
sering dijumpai ketika musim hujan. Pencegahan menjadi solusi terbaik untuk
mengatasi hama ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan
membuka lubang sirkulasi dan untuk sementara proses penyiraman keumbung
dihentikan.
Pangkal
jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat menimbulkan binatang kecil
seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi penyebab munculnya hama ulat.
Sementara jamur yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak
muncul keluar sehingga luput saat pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini
menyebabkan munculnya ulat. Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan baglog telah
dipastikan kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang
tidak terpanen.
Ulat
bisa saja muncul karena rumah kumbung ataupun sekitar kumbung tidak berseih.
Misalnya adanya kandang ternak atau tanaman di sekitar rumah kumbung.
Untuk
mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, lakukan pembersihan rumah kumbung
dan sekitar rumah kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.
PEMANENAN
JAMUR TIRAM
Ciri
dan Umur Panen : Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan
memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muuda. Panen dilakukan
setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari setelah tumbuh bakal
tubuh buah.
Cara
Panen : Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang
yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan pisau yang bersih
dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan tumpukan setinggi 15 cm.
Periode
Panen : Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali, tergantung dari
jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.
No comments:
Post a Comment